Pages

Sunday, January 15, 2012

Jihad Lebih Remeh Dari Menahan Hawa Nafsu?


 

Diriwayatkan, sekembalinya dari sebuah peperangan, Rasulullah SAW bersabda, “Kita baru saja pulang dari jihad (perang) kecil menuju jihad terbesar (al-jihad al-akbar).” Sambil terperangah, para sahabat bertanya, “Apakah gerangan perang terbesar itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, ”Mujahadat al-Nafs” (perang menaklukkan diri sendiri). (HR Baihaqi dari Jabir). – Hadits Dho’if menurut Al Albani

Hadist ini adalah hadits lemah, yang berarti hadits yang tidak terkumpul syarat-syarat hadis maqbul (yang bisa dijadikan hujjah). Jikalau Anda mensandarkan pendapat Anda pada hadits diatas saja, maka pendapat Anda bisa dengan mudah ditolak. Sekarang mari kita analisa kata-kata diatas:

“KITA BARU SAJA PULANG DARI JIHAD KECIL MENUJU JIHAD BESAR, JIHAD MENAKLUKKAN HAWA NAFSU”. Jihad yang disebut “kecil” adalah perang dan jihad “besar” adalah melawan hawa nafsu. Ada hal yang janggal:

1. Perang adalah pengorbanan, Anda harus meninggalkan orang-orang yang Anda cintai dan juga diri Anda

2. Perang mengharuskan Anda mengorbankan harta dan waktu Anda

3. Perang berarti mengabaikan kemalasan Anda

4. Perang berarti melangkahkan kaki Anda menuju hal-hal yang sulit dan berbahaya

5. Perang berarti memusatkan konsentrasi Anda pada hidup mulia atau mati syahid

Ketika kita lihat hal-hal di atas, berarti ketika Anda berperang, hawa nafsu telah dikekang dan dikesampingkan. DENGAN JIHAD (PERANG), BERARTI ANDA TELAH MENGALAHKAN SEMUA NAFSU YANG ANDA MILIKI.

Ada masalahkah?

Masalah yang terjadi adalah “pe-nafi-an syari’at Jihad Fi Sabilillah. Me-nafi-kan adalah meniadakan/menihilkan adanya syariat perang dijalan Allah. Padahal perang adalah hal yang di wajibkan oleh Allah pada setiap Muslim dalam beberapa kondisi. Jika Anda meniadakan syariat Jihad, berarti Anda telah menghilangkan salah satu akar keimanan dalam diri Anda.

Hadits dho’if diatas sering dijadikan senjata utama para Orientalis (orang-orang kafir yang belajar Islam untuk menghancurkan Islam) untuk menihilkan syariat Jihad. Hal ini mereka lakukan agar kaum Muslimin malas dan lalai terhadap membela agama dengan kekuatan senjata. Dengan begitu kaum Muslimin akan mudah dicabik-cabik dan dipecah belah. Kita lihat kaum Muslim di Indonesia, ketika banyak dari kita (mungkin saya juga) yang enggan untuk ber’idad (melakukan persiapan untuk Jihad), maka ketika panggilan Jihad datang, seperti ketika pendirian Indonesia sebagai negara ber-syariah gagal. Ketika ada perang berkecamuk di Poso dan Ambon, kita sering terdesak dan banyak korban dipihak kita.

Dalam skala yang lebih luas, di Aljazair, kaum Muslimin telah menang dalam pemilihan umum melawan pemerintah incumbent yang sekuler, toh sekarang mereka tidak juga mendapatkan negeri mereka bersyariah. Karena jalan yang ditempuh adalah jalan lunak dan tidak berkeringat darah.

Apa salah darah?

Islam adalah agama yang kuat dan superior, juga pastinya satu-satunya yang benar. Agama ini mengajarkan pada setiap orang untuk selalu kuat dan bermartabat. Agama ini bukanlah agama letoy yang dengan mudah dikuasai dan dihinakan oleh musuh-musuhnya.
Sekarang Anda telah melihat link antara: (Orientalis – Hadits lemah – Penihilan jihad – Kehinaan)

Saran Gigih Uzaman:

1. Selama ada hadits yang shahih (kuat riwayatnya dan diakui) maka gunakanlah hadits itu dan kesampingkan hadits yang dho’if

2. Berkiblatlah kepada ulama-ulama sholihun (anti-orientalis) dan yang teruji keimanannya

3. Salinglah menasihati dalam kebaikan dan kesabaran

0 comments:

Post a Comment