Pages

Friday, January 27, 2012

Kemurahan Yang Terlupakan


Suatu ketika saya ngobrol dengan seorang teman di tempat kerja. Rupanya ia kehausan, dan kemudian mengambil segelas air putih yang memang tersedia di ruangan tersebut. Seteguk demi seteguk dia nikmati air putih itu, dan kemudian ia bergumam spontan : “ ….. Aahh, nikmat sekali minum air putih, selagi haus ….”
Mendengar gumamam itu saya jadi merasa aneh sendiri. Ada sesuatu yang janggal dengan ungkapannya. Ia merasakan nikmat minum air putih, ketika sedang kehausan. Spontan sayapun bertanya :
“…Lho, seandainya sedang tidak haus, apakah air putih itu menjadi tidak nikmat ?” dengan spontan : “….tentu saja tidak senikmat ini !”
Ia menjawab dengan penuh yakin, saya tambah kepikiran dan merenung. Kalau tidak haus rasanya tidak nikmat ! kalau lagi haus, maka air putih yang sama itu rasanya menjadi nikmat…..!
Wah , menarik juga pernyataan teman saya itu.


Kalau pernyataan teman saya tersebut dapat dibenarkan oleh pendapat umum, maka ada sesuatu yang sangat menarik, yang tak pernah diperhatikan sebelumnya, yaitu : bahwa, yang menjadi sebab nikmatnya air, ternyata Bukan Rasa Air itu sendiri, tetapi adalah Rasa Haus ! Jadi terasa aneh. Dan Luar biasa!

Berarti, rasa haus itu lebih mendasar dari rasa air. Karena itu yang harus kita cari bukanlah rasa air itu, melainkan rasa haus. Bukanlah dengan rasa haus itu kita jadi bias merasakan nikmatnya segelas air putih ?
Saya jadi terkejut sendiri. Berarti yang namanya rasa haus itulah sebenarnya yang menjadi penentu nikmat tidaknya seorang minum air. Maka ‘rasa haus’ sebenarnya adalah karunia Allah yang sangat besar kepada kita.
Jika hal ini kita teruskan, maka kita akan menemukan sesuatu yang ‘lebih aneh ‘ dan luar biasa.

Jika lapar adalah yang menyebabkan seseorang menjadi nikmat makan, berarti lapar adalah juga karunia dan kemurahan dari Allah Swt.
Jika sakit adalah yang menyebabkan seseorang dapat menikmati masa sehat, maka sakit juga merupakan karunia dan kemurahan Allah Swt.
Sungguh bertambah aneh, pernyataan itu ! Rasa haus, rasa lapar, rasa sakit, ternyata adalah kemurahan Allah Swt kepada hamba-hambaNya.

Tapi, mampukah kita melihatnya ? Mampukah kita merasa haus, kita berucap syukur Alhamdulillah ? Karena, bukankah itu adalah kemurahan dari Allah yang sangat mahal.
Bisakah ketika lapar, kita juga tersenyum seraya berbisik dengan kalimat Alhamdulillah ? Sebab, kita juga tahu bahwa lapar adalah kemurahan Allah Swt.?
Dan Ketika sakit, mampukah kita dengan tulus ikhlas juga melantunkan kalimat indah Alhamdulillah?

Subhanallah. Kita sehat bertemu dengan Allah, kita sakitpun bertemu dengan Allah, kita laparpun bertemu dengan Allah. Sungguh setiap saat kita akan bertemu dengan kasih saying Allah Swt.

“ Dan kepunyaan Allah lah timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha Luas Lagi Maha Mengetahui.”
QS.Al-Baqarah : 155

0 comments:

Post a Comment