Pages

Monday, January 30, 2012

Sultan Mehmed II Sang Pembantai Dracula


Sebuah kebohongan apabila diceritakan secara terus-menerus maka lama kelamaan akan menjadi kebenaran. Itulah yang terjadi dengan kisah tentang Dracula. Selama ini mitos yang berkembang menyebutkan Dracula hanya bisa dikalahkan dengan salib dan bawang putih. Berbagai judul film dan buku telah diproduksi untuk membenarkan mitos itu. Tapi apakah mitos itu benar adanya? Pertanyaan inilah yang dijawab oleh Orhan Basarab dalam bukunya Sultan Mehmed II Sang Pembantai Dracula.
Buku setebal 179 halaman ini memang mengupas sejarah tersembunyi yang selama berabad-abad ada dalam wilayah fiksi. Oleh Orhan Basarab kisah tersebut dikupas secara tuntas, sehingga tudung kebohongan yang seolah-oalah telah menjadi kebenaran bisa disingkirkan. Setelah semuanya menjadi terang maka tahulah kita siapa pembunuh Dracula yang sebenarnya.
Sultan Mehmed II atau terkenal dengan julukan al Fatih (Sang Penakluk) selama ini lebih dikenal sebagai penakluk Konstantinopel. Memang prestasi tersebut sangat monumental dalam sejarah Islam maupun Perang Salib.
Selama berabad-abad Konstantinopel merupakan benteng utama Kristen di Eropa dan Asia. Selama berabad-abad pula Islam berusaha merebutnya. Dan, Sultan Mehmed II lah yang kemudian bisa meluluh-lantakkan benteng Kristen tersebut. Sejak saat itu, Konstantinopel menjadi jantung Kekhalifahan Turki Ottoman (Turki Ustmani).
Kisah kepahalawanan Sultan Mehmed II dalam menaklukkan Konstantinopel tersebut memang sudah banyak diulas. Akan tetapi, masih ada kisah lain, yang tentu saja tidak kalah dahsyat dengan penaklukan Konstantinolel, yaitu ketika sang Sultan dan pasukannya bisa membantai Dracula. Entah apa yang terjadi kemudian sehingga kisah ini dibelokkan oleh Barat, sehingga tak jelas lagi siapa yang membunuh Dracula. Malah justru yang berkembang kemudian justru mitologi bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan dengan salib dan bawang putih, bukan oleh tebasan pedang pasukan Mehmed II.
Dalam buku ini Orhan Basarab membabarkan fakta sebenarnya yang selama ini ditutup-tutupi oleh Barat. Orhan Basarab menguraikan bahwa peperangan Sultan Mehmed II dengan Dracula tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Dracula yang selama ini dimitoskan sebagai vampir yang haus darah sebetulnya merupakan tokoh nyata. Ia merupakan Pangeran Wallachia yang ditugaskan oleh Kerajaan Hungaria sebagai salah satu panglima pasukan Salib. Sebagai panglima pasukan Salib, Dracula telah berhasil membantai ratusan ribu umat Islam di Wallachia dan sekitarnya. Korban-korban terbut disula—ditusuk dari bagian anus hingga tembus perut, leher, punggung atau kepala—dan mayatnya dibiarkan membusuk di kayu sula. Sepak terjang Dracula inilah yang membuat Sultan Mehmed II sebagai penguasa Islam waktu itu bertekad untuk menangkap Dracula hidup atau mati.
Pertempuran pun tak dapat dihindari. Di antara pertempuran antara Sultan Mehmed II dengan Dracula, The Night Attack (Sergapan Tengah Malam), merupakan pertempuran yang paling populer. Pada tengah malam Dracula dan pasukannya menyergap pasukan Sultan Mehmed II. Pertempuran sengit pun terjadi. Pada awalnya pasukan Dracula berhasil mendesak pasukan Sultan Mehmed II; bahkan Sultan Mehmed II pun hampir terbunuh di pertempuran ini. Akan tetapi, kemampuan Sultan Mehmed II yang sudah terjun ke dalam berbagai medan pertempuran membuatnya bisa membalikkan keadaan. Akhirnya, Dracula bisa dipikul mundur.
The Night Attack tersebut digambarkan dengan detail oleh Orhan Basarab dalam bukunya. Ini membuat seolah peristiwa tersebut begitu dekat dengan kita sehingga suara pedang yang beradu, jerit orang yang sekarat, teriakan agar pasukan terus maju, akan selalu terngiang-ngiang dalam kepala kita.
Tak kalah serunya dengan The Night Attack adalah pertempuran di tepi Danau Snagov. Dalam pertempuran ini kekuatan pasukan Dracula sudah banyak menyusut. Kekuatan yang kecil tersebut harus berahadapan dengan pasukan Mehmed II yang besarnya tiga kali lipat. Awalnya pasukan Dracula bisa mengimbangi, tetapi seiring dengan jalannya pertempuran mereka terdesak. Dracula sendiri yang merasa kewalahan menghadapi terjangan pasukan Sultan Mehmed II akhirnya melarikan diri. Bagaimana tentang nasib Dracula dalam pertempuran ini bisa dibaca dalam Bab III dalam buku ini.
Sekiranya buku karya Orhan Basarab ini bisa melengkapi buku karya Hyphatia Cneajna yang telah terbit sebelumnya—Dracula Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib. Buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang ingin mengetahui tentang kematian Dracula yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Lima bab dalam buku ini akan memberikan pencerahan pada kita.

0 comments:

Post a Comment