kisah ini adalah mengenai seorang pemuda bernama Nauf yang bercita-cita untuk berdakwah dan mengislamkan sebuah negeri yang diperintah oleh seorang Raja yang bernama Faris. Walau apa pun halangan yang akan di tempuhi nanti, beliau tetap akan ke istana tersebut untuk menyampaikan syiar Islam.
Suatu hari Perdana Menteri diistana dengan keadaan muram dan tidak seceria seperti biasa. Nauf bertanya kepada Perdana Menteri "Kenapakah tuan begitu muram, saya lihat tidak seperti biasanya melihat keadaan tuan seperi ini" jawab Perdana Menteri "Raja Faris sedang berduka karena seekor kuda yang disayanginya telah mati. Baginda sangat sayang kepada kuda tersebut melebihi daripada harta benda yang lain".
Nauf berkata kepada Perdana Menteri "Beritahulah Raja kamu bahwa saya bisa
membantu menghidupkan kembali kuda itu". Perdana Menteri pergi ke istana dan memberitahukan baginda bahwa ada seorang pemuda yang sangat alim dan sanggup menghidupkan kembali kuda tuanku. Baginda memerintahkan Perdana Menteri supaya mengundang pemuda tersebut ke istana. Setelah berada di istana, Raja Faris berkata kepada Nauf "Betulkah kamu dapat menghidupkan kembali kuda saya?"
Nauf berkata, "Saya bisa menghidupkan kembali kuda tuanku dengan izin Allah, tapi dengan syarat tuanku memperkenankan permintaan saya. Raja Faris setuju dengan permintaan tersebut. Nauf bertanya kepada Raja Faris "Siapakah keluarga tuanku yang berada di dalam istana ini?" Raja Faris menjawab "saya hanya mempunyai seorang ayah dan isteri saja". "Baiklah, panggil mereka berdua dan sekalian rakyat supaya berkumpul di sini" kata Nauf. Baginda memerintahkan Perdana Menteri supaya memanggil ayahanda baginda, permaisuri dan sekalian rakyat supaya berkumpul di istana.
Setelah semuanya berkumpul Nauf memegang salah satu kaki kuda dan menyebut "La ila ha illallah" maka kaki kuda tersebut kembali bergerak dan Nauf menyuruh Raja Faris, ayahandanya dan isterinya supaya memegang masing-masing satu kaki dan menyebut seperti yang diucapnya tadi. Mereka pun melakukannya setelah selesai mereka mengucapkan kalimat tersebut dengan izin Allah ketiga-tiga kaki yang dipegang oleh baginda, permaisuri dan ayahanda Raja Fariz bergerak kesemuanya.
Perintah Nauf seterusnya,"Suruhlah rakyat baginda menyebut kalimat tersebut untuk mengerakkan badan kuda ini "Raja Faris memerintahkan rakyatnya untuk menyebut kalimat tersebut. Dengan izin Allah kuda tersebut bangkit dan kembali hidup seperti sediakala.
Kini Raja Faris dan rakyatnya telah beriman kepada Allah dan Nauf merasa senang kerana cita-citanya untuk berdakwah dan mengislamkan mereka telah dimakbulkan oleh Allah.
0 comments:
Post a Comment